Rabu, 23 September 2015

About Bromance


Apa sih bromance? Istilah baru ini sering gue dengar, tapi gue belum paham betul definisinya. Awalnya sih gue kira artinya hubungan romantis antara dua cowok. Semacam hubungan pada pasangan gay. Tapi ternyata bukan. Menurut Oxford Dictionaries online, bromance artinya a close but non-sexual relationship between two men.

Kenapa ada istilah bromance tapi nggak ada istilah semacam sistaromance? Karena persahabatan antarcewek itu tidak romantis. Sebaliknya, persahabatan mereka itu cenderung pelik dengan tensi tinggi. Cewek-cewek yang tidak sependapat silakan protes ke gue. Meskipun mungkin saja ada pengecualian tapi begitulah generalisasinya.

Persahabatan cowok itu aneh. Terlihat simpel tapi sesungguhnya sangat dalam, Ketika lo (kalian yang laki-laki) ditanya oleh Ibu lo, "Mau kemana Kak?" seringkali lo menjawab, "Just hang out with the guys Mom."  The guys yang lo maksud di sini bukanlah sekedar orang-orang yang nongkrong bareng lo, tapi mereka adalah orang-orang yang berada di lingkaran persahabatan lo. Mereka orang-orang penting dalam hidup lo. Itulah yang gue maksud dengan terlihat simpel tapi sesungguhnya sangat dalam.






Seorang sahabat tentu tidak selalu bisa berada di dekat sahabatnya. Jarak bisa membatasi fisik tetapi ikatan yang kuat membuat mereka selalu dekat. Lagi pula sekarang sudah banyak sarana yang memudahkan komunikasi. WhatsApp misalnya. Tampilan di atas adalah screenshot percakapan gue dengan sohib gue via WhatsApp beberapa hari lalu. Percakapan yang dimulai pukul 22.30 itu berakhir pada Pukul 00.01. Satu jam di awal berisi percakapan ringan yang penuh dengan gurauan. Bagi lelaki muda seperti kami (iya, kami masih muda, muda banget malah), kasih sayang (affection not romance) sering kali ditunjukkan melalui godaan atau ejekan kepada sohibnya. Setengah jam berikutnya diisi dengan berbagi pengalaman gue yang sebenarnya substansinya cukup berat untuk dicerna di tengah malam. Tapi, sohib gue butuh tahu pengalaman gue itu untuk melangkah.

Gue ingat pernah bela-belain datang ke acara tunangan salah satu sohib gue ketika lebaran. Lebaran adalah momen dimana seluruh keluarga gue berkumpul. Mereka yang tinggal di luar kota, luar provinsi bahkan luar pulau pasti menyempatkan diri untuk berkumpul dan sungkem di rumah nenek kami. Tapi gue? malah minggat ke luar provinsi demi itu. Pertama, itu cuma pertunangan. Kedua, gue bukan bagian dari keluarga sohib gue. Gue juga ingat, demi hadir ke pernikahan sohib gue yang gue datangi juga acara tunangannya, gue harus izin untuk mangkir dari acara kantor. Ini bukan gue nggak ikhlas ya. Tapi begitulah, ada kalanya sahabat lebih diutamakan dibanding keluarga maupun pekerjaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar